Internasional .
Kekalahan
Amerikan Serikat dari Vietcong, setelah selama delapan tahun berperang
di Vietnam yang berakibat sekitar 58.000 tentaranya tewas, 1.000 hilang
dan 150.000 terluka menimbulkan satu traumatik Amerika Serikat untuk
campur tangan langsung menghadapi Soviet , saat pada
tanggal 24 Desember 1979 pasukan Uni Soviet memasuki Afganistan , atas
undangan Pemerintah Republik Demokratik Afganistan yang beraliran
Marxist-Leninist untuk menumpas Gerilyawan Mujahiddin yang anti komunis.
Walaupun
Amerika tidak menghadapi secara langsung, tapi bantuan persenjataan dan
dukungan politik dari Amerika Serikat terhadap Gerilyawan Mujahiddin
tampak nyata. Bahkan Amerika Serikat memfasilitasi Negara –negara Islam
yang ingin memberikan bantuan kepada Gerilyawan Mujahiddin, termasuk
pelatihan tempur. Dimana CIA merupakan instruktur penyusupan dalam
perang gerilya para mujahid tersebut.
Selain bantuan persenjataan, negara-negara Arab
Saudi, Aljazair, Yaman, Pakistan, Filipina , Indonesia dan Malaysia
juga mengirimkan sukarelawan-sukarelawan yang langsung terjun kedalam
peperangan. Sebagai instruktur para sukarelawan yang semula nyaris tanpa
bekal ilmu kemiliteran adalah satuan khusus Dari Negara Paman Sam,
bahkan CIA mengambil peran sebagai pengendali semua gerakan perlawanan
dari sukarelawan yang berasal dari luar Afganistan. Diantara mereka yang
paling fenomenal kemudian adalah Osamah Bin Laden. Sekitar 3.000
mujahid dari Indonesia bergabung dan ikut dilatih bersama
mujahid-mujahid dari negara lain.
Sekitar
sampai 13 tahun perang berkecamuk di Afganistan, melibatkan banyak
mujahid dari berbagai Negara, berakhir dengan ditarik mundurnya pasukan
Uni Soviet dari Afganistan, pada tahun 1992 setelah Uni Soviet sendiri
runtuh pada tahun 1991.
Foto : barracudabrigade.blogspot.com
Pecah
kongsi antara Amerika Serikat dengan Osamah Bin Laden menjadikan Osamah
Bin Laden ancaman bagi Amerika serikat. Dunia Arab merupkan sumber
cadangan energi bagi Amerika Serikat, dan Osamah bin Laden merupakan
duri yang nyata. Disisi yang lain keinginan Amerika Serikat untuk
menjadi Polisi Dunia membutuhkan alasan yang nyata, setelah Perang
melawan Narkoba yang dilakukan Ronald Reagan kurang berhasil. Maka
Geore Bush merancang musuh baru bagi dunia dengan merancang perang
melawan terorisme. Hal itu akan mudah diakukan karena cukup dengan
mengkhianati mitranya di Afganistan terorisme akan berjalan dengan
sendirinya.
Terorisme di Indonesia.
Pasca
perang Afganistan, Indonesia merupakan salah satu Negara di Asia
Tenggara yang memiliki veteran militan terbanyak yang pernah mendapat
pelatihan dari AS/CIA. LB Murdani yang mengirimkan bantuan persenjataan
dan mujahiddin ke Afganistan, kehilangan jejak ribuan veteran Afganistan
yang telah kembali ke Indonesia. Perubahan politik Amerika Serikat yang
kebetulan menguntungkan posisinya, setelah kedudukannya digeser,
menempatkan dirinya sebagai mediator kepentingan Amerika Serikat
diIndonesia.
Perburuan
terhadap veteran mujahid Afganistan dilakukan bersama Theo Safii,
terjadilah apa yang kemudian kita kenal dengan Tragedi Ambon. Tragedi
ambon adalah test case terhadap reaksi veteran Mujahiddin, dimulai pada tahun
1998 dan puncaknya pada Januari 1999. Usaha itu berhasil dengan
munculnya Veteran Mujahidin pada malam natal th. 2000. Sekligus bersatu
dengan Mujahiddin Mindanau, yang banyak didukung Jamaah Islamiyah (
Malaysia ) dengan Veteran Afganistan Asia Tenggara.
Perburuan
dalam skala internasional dimulai dengan Rekayasa 11 September 2001,
peristiwa WTC yang mendahului pernyataan perang Amerika Serikat terhadap
Terorisme Internasional. Diikuti dengan Bom Bali dan seterusnya.
Perburuan terhadap Veteran Mujahiddin Afganistan, sebenarnya tidak akan
berjalan lama, karena kekuatan mereka tidak seberapa dan mereka tidak
mempunyai dana yang cukup. Tapi menciptakan bahaya laten terorisme, itu
yang diinginkan Amerika Serikat, bukan tertumpasnya Terorisme.
Gambar : www.mindfully.org
Siapa DR Azahari ?
DR.
Azahari bukan veteran Afganistan, bergabung ke Mujahiddin Mindanau dan
seorang Jamaah Islamiyah. Saat tertembak, terungkap satu fakta dari mana
ia mendapatkan biaya operasionalnya selama ini. ( Hasil investigasi
seorang komandan salah satu Pasukan Sangat Khusus TNI ) Dalam
dunia intelijen, agen yang tidak dibutuhkan keberadaanya harus mati.
DR. Azahari ditembak bukan karena dia bagian dari teroris, tapi karena
keberadaannya sudah tidak dibutuhkan?
Dengan tertembaknya DR. Azahari, Amerika Serikat pasti sudah menentukan cara lain untuk tetap menjadikan Terorisme sebagai bahaya laten di Indonesia.
Sumber :
dan dari berbagai sumber lain.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !